Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan

1. Pembinaan Koleksi Perpustakaan

Pembinaan koleksi merupakan faktor yang memegang peranan penting untuk menunjang fungsi dan tugas perpustakaan sebagai pusat sumber informasi. Selain itu, untuk menarik minat pembaca agar tetap mau mengunjungi perpustakaan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung oleh para pelaksana perpustakaan.


A. Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan unsur utama bagi perpustakaan dan sebagai faktor penentu keberhasilan perpustakaan. Manajemen pengembangan koleksi adalah proses pengadaan koleksi yang diatur dengan menggunakan perencanaan yang matang untuk mendukung dan mencapai tujuan bersama yang digambarkan dalam visi dan misi perpustakaan.


B. Cara pengadaan Koleksi

1)      Pembelian

Teknik pengadaan bahan pustaka yang pertama adalah bisa dilakukan dengan cara pembelian. Konsekuensi jika menggunakan teknik ini, tentu saja perpustakaan atau organisasi siap untuk mengelontorkan uang untuk membeli buku koleksi.

Jumlah uang tentu saja bervariasi, tergantung kebutuhan dari pihak perpustakaan yang Anda kelola. Nah, untuk meminimalisir terjadina pembelian buku yang tidak perlu, maka dapat membuat list daftar buku yang dibutuhkan oleh perpustakaan atau organisasi tersebut.

2)      Hadiah

Suulitnya mencari peluang hadiah, maka dibutuhkan yang namannya kejelian untuk mencari-cari informasi. Atau bisa juga dengan membuat proposal rencana kerja dan rencana membuat perpustakaan. Proposal tersebut bisa kamu kirimkan ke beberapa tempat, misalnya ke penerbit, agen buku yang peduli akan kegiatan kamu atau mengajukan langsung ke pemerintah, khususnya lembaga pendidikan.

3)      Tukar Menukar

teknik ini sebenarna lebih akrab dengan hubungan kerjasama antara perpustakaan dengan instansi/organisasi yang lain. Dimana koleksi buku yang ada bisa ditukarkan koleksinya.

Teknik tukar menukar menurut buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004: 5) hanya bisa dilakukan jika sudah memenuhi beberapa tahapan step. Yaitu sudah terdaftar bahan perpustakaan ang akan di pertukarkan. Selain itu, juga harus mengirimkan daftar penawaran yang disertai dengan persaratan biaya pengiriman ataupun pengembalian.

4)      Titipan

Teknik pengadaan Bahan Pustaka titipan ini sebenarnya tidak terlalu banyak diminati oleh pelaku pustsaka. Selain karena ribet, dan memiliki beban tanggung jawab lebih besar. Tentu saja sistemnya pun juga jadi ribet. Kecuali perpustakaan kecil yang memang tidak memiliki alasan lain. Demi memiliki koleksi, salah satu caranya adalah menggunakan teknik titipan ini.

 

C. Alat Bantu Pemilihan Koleksi

Sedangkan menurut Darmono 2001, 55-57 secara umum alah bantu seleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1.       Alat Seleksi Bahan Buku

a.  Katalog penerbit dari berbagai penerbit baik dalam negeri maupun penerbit luar negeri.

b.    Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi buku.

c.  Tinjauan Buku, yang dimuat dalam majalah ilmiah. Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah populer. Karena merupakan tinjauan yang ditulis oleh orang- orang yang ternama maka ini merupakan alat evaluasi dan seleksi yang sangat baik.

d.  Daftar Buku IKAPI Daftar ini merupakan catalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia IKAPI. Katalog ini diterbitkan oleh IKAPI dalam berkalan tahunan yang sifatnya lebih merupakan alat verifikasi harga buku. Isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai penerbit serta meliputi berbagai bidang pengetahuan.

e.   Bibliografi Nasional Indonesia Terbit setiap tiga bulan sekali, berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia mencakup bukku, laporan penelitian, bacan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konferensi serta peta. Informasi yang terkandung di dalamnya kurang begitu lengkap karena tidak dilengkapi dengan harga. Alat bantu seleksi ini hanya berfungsi sebagai lat verifikasi untuk melengkapi data bibliografi dari buku yang di pesan perpustakaan.

2.       Alat Bantu Seleksi Bahan Rujukan 

Alat bantu seleksi untuk buku-buku referens terbitan Indonesia masih menjadi satu dengan katalog penerbit.

3.       Alat Bantu Seleksi Untuk Koleksi Serial Terbitan Berkala 

Secara umum alat bantu seleksi bahan serial terbitan berkala Indonesia belum ada.

 

D. Pengolahan Bahan Pustaka

Pada umumnya, proses pengolahan bahan perpustakaan ini ada empat kegiatan pokok, yaitu:

1) Inventarisasi,

Inventarisasi merupakan kegiatan verifikasi dan pencatatan data bahan perpustakaan ke dalam sistem koleksi perpustakaan. Pencatatan ini merupakan bagian dari kegiatan manajemen aset perpustakaan, agar pengelola perperpustakaan maupun orang yang berkepentingan dengan perperpustakaan mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, asal-usul kepemilikan, serta kepentingan lainya yang berhubungan dengan aspek tertib administrasi. Beberapa kegiatan atau pekerjaan dalam inventarisasi adalah sebagai berikut:

a) Pemeriksaan. 

Pemeriksaan bahan perpustakaan dapat dimulai dari memeriksa kondisi bentuk fisiknya apakah baik atau cacat, kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang dipesan dengan yang diterima, serta kelengkapan isinya apakah ada halaman yang kosong dan apakah kualitas pencetakannya sudah sesuai.

b) Pengelompokkan. 

Pengelompokkan dilakukan dengan mengelompokkan bahan perpustakaan yang telah diperiksa tadi ke dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan berdasarkan judul. Hal ini bertujuan agar memudahkan pekerjaan selanjutnya, seperti penelusuran sementara ataupun pengontrolan.

c) Pengecapan. 

Pengecapan stempel kepemilikan dan stempel inventaris dilakukan atas bahan perpustakaan yang dikelompokkan tadi, pada halaman atau bagian tertentu dari bahan perpustakaan tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap kepemilikan dibubuhkan pada setiap bahan perpustakaan. Misalnya pada halaman judul, halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di halaman 10 atau 20 pada bahan perpustakaan), dan halaman terakhir. Sedangkan, satu cap inventaris dibubuhkan pada setiap halaman judul.

d) Pencatatan. 

Semua bahan perpustakaan yang masuk ke perperpustakaanan atau yang telah diputuskan menjadi milik perperpustakaanan harus dicatat pada buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat di komputer. Pencatatan ini dapat dipisahkan menurut jenis bahan informasinya. Sebagai contoh, inventaris buku paket, buku fiksi/non fiksi, majalah, CD, referensi, jurnal, peta/atlas, dan sebagainya. Informasi-informasi pada bahan perpustakaan yang harus dicatat pada buku induk atau komputer minimal terdiri dari nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal bahan perpustakaan, pengarang, judul, impresum, dan keterangan tambahan.


2) Pengatalogan,

Pengatalogan merupakan pekerjaan profesional, maksudnya harus dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian untuk pekerjaan tersebut, dalam hal ini Pustakawan Ahli. Pengatalogan terbagi menjadi 2 kegiatan:

a)    pengatalogan subjek, dan

Pengatalogan subjek, adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subjek atau isi bahan perpustakaan yang bersangkutan. Dengan dasar ini maka bahan perpustakaan yang subjeknya sama akan berdekatan atau berada pada rak yang sama apapun bentuk bahan perpustakaan tersebut. Bila subjeknya telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan nomor klasifikasi yang tepat untuk subjek tersebut berdasarkan sistem kalsifikasi yang digunakan. Pada umumnya menggunakan Sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey atau DDC (Dewey Decimal Classification). Dengan demikian, klasifikasi ini berguna untuk mempermudah pengguna maupun pustakawan dalam penelusuran informasi atau pencarian bahan perpustakaan di rak.

b)   pengatalogan deskriptif.

Pengatalogan deskriptif, adalah proses pembuatan deskripsi bibliografi dengan menggunakan standar pengatalogan AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules 2nd Edition) atau RDA (Resources Description and Access). Kedua-dunya dapat digunakan di perpustakaan mana pun, walaupun pada saat ini para pustakawan cenderung menggunakan RDA dengan alasan lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk semua bahan perpustakaan. Keluaran dari tahapan pekerjaan ini adalah data bibliografi berupa kartu katalog atau OPAC (Online Public Access Catalog).

 

3) Penyelesaian fisik buku, dan

Tahapan kegiatan selanjutnya, adalah membuat kartu kelengkapan buku, terdiri dari label nomor panggil (label punggung buku), kartu dan kantong buku, serta lembar tanggal kembali. Koleksi perpustakaan tidak dapat dipajang pada rak apabila tahapan kegiatan ini belum diselesaikan. Bagi perpustakaan yang sudah melakukan otomasi, pada umumnya sistem otomasi perpustakaan sudah menyiapkan fasilitas untuk cetak label, kantong dan kartu buku.

 

4) Shelving atau pengerakan.

Shelving atau pengerakan, adalah kegiatan penjajaran koleksi pada rak berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan perpustakaan. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.

 

2. Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan adalah proses atau kegiatan yang berkaitan dengan pendayagunaan koleksi dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Dengan kata lain, pelayanan merupakan proses berkesinambungan, suatu kegiatan yang terus-menerus dalam upaya mempertemukan koleksi dan fasilitas perpustakaan di satu pihak dengan masyarakat pemakai di pihak lain.


A. Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi adalah pelayanan yang bersifat memberi tahu para pemakai perpustakaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perpustakaan. Pelayanan tersebut meliputi tata cara penggunaan perpustakaan, alur kegiatan perpustakaan, dan pemberian informasi lainnya seperti buku baru, rencana promosi perpustakaan, pameran buku, dan sebagainya.


B. Pelayanan peminjaman (Sirkulasi)

1)      Buku catatan

Sistem buku besar ini menganut register, artinya setiap peminjam mendapat jatah satu halaman atau lebih dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam pada akhir buku besar. Sistem ini hanya dapat diterapkan pada perpustakaan kecil dengan jumlah anggota sedikit dan koleksi yang sedikit pula. Contoh sistem buku besar Nama Siswa : No. Induk : Alamat :


2)      Mempergunakan tiket (Browne System)

Sistem ini mula-mula digunakan di Inggris. Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sesuai dengan jumlah buku yang boleh dipinjam anggota perpustakaan. Jumlah buku yang boleh dipinjam seorang anggota perpustakaan bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing perpustakaan. Lazimnya 2-4 buku, walaupun ada perpustakaan yang mengijinkan meminjam dalam jumlah yang tak terbatas. Tiket anggota berisi nomor anggota, nama, serta alamat diketik pada masing-masing tiket. Untuk mendampingin tiket buku diperlukan kartu buku, berisi nomor panggil, nomor induk, pengarang, judul, edisi, dan tahun terbit. Kartu ini dimasukan kedalam kantong buku, dilekatkan pada bagian akhir buku disebelah dalam sudut kiri bawah. Label tanggal atau slip tanggal dilekatkan dibagian akhir buku, lazimnya berhadap-hadapan dengan kantong buku. Dapat pula pelekatan slip tanggal dilakukan pada fly leaf yaitu bagian buku yang berhadapan dengan kulit belakang. Pada slip tanggal dituliskan nomor induk serta nomor panggil.

Keuntungan sistem Browne:

  • Sederhana

  • Ekonomis

  • Dapat mengetahui lokasi buku yang dipinjam setiap saat

  • Memudahkan penandonan, bila dijajarkan secara benar

  • Jumlah buku yang dipinjamkan pada setiap anggota dapat dikontrol

  • Tidak ada penundaan ketika buku dikembalikan ke sirkulasi kemudian ke rak

  • Kartu anggota ditangan pembaca ini membuktikan bahwa buku sudah dikembalikan.

Kerugian sistem Browne:

  • Makan waktu karena penjajaran secara manual

  • Sangat mungkin terjadi kesalahan waktu penjajaran dan pengembalian

  • Perlu tenaga untuk menangani meja sirkulasi ditambah dengan laci kartu

  • Ada kemungkinan kekeliruan memasukan kedalam laci kartu

  • Peminjaman makan waktu yang lama oleh karena itu mungkin saja terjadi antrian yang panjang.

3)      Photocharging

Alat yang diperlukan adalah mesin “photocharging”, komputer, alat baca mikro film, kartu anggota (satu kartu per anggota) dan kartu transaksi. Biasanya satu set terdiri dari beberapa warna, kantong buku serta label pada masing-masing buku. Label ini  berisi keterangan mengenai nomor induk, pengarang dan judul, namun tidak berisi kolom untuk tanggal.

4)      Komputer

Sistem peminjaman jenis ini adalah sistem peminjaman yang maling mutakhir saat ini. Peralatan yang diperlukan tentu saja komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak.

5)      New Ark Charging System

Anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjaman. Kartu peminjam berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota, dan kolom tanggal harus kembali. Kartu anggota tersebut harus dibawa apabila meminjam atau mengembalikan buku. Seperti pada sistem Browne, sistem Newark juga menggunakan kartu buku, kantong buku, serta slip tanggal kembali.


C. Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi adalah pelayanan pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayani yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu.

                                                                                                                            Baca Juga:

Konsep Perpustakaan Dalam Masyarakat

Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Perpustakaan Desa

 

3. Memasyarakatkan perpustakaan

Pemasyarakatan atau promosi perpustakaan adalah usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberikan dorongan, penggalakkan atau untuk bantuan memajukan perpustakaan. Selain itu, dalam usaha pengembangan perpustakaan perlu juga dilakukan kerja sama antarperpustakaan.


A. Pemasyarakatan atau Pormosi Perputskaan

1)      Who (Siapa)

2)      What (Apa)

3)      When (kapan)

4)      Where( Dimana)

5)      Why (mengapa)

6)      How (Bagaimana)


B. Kebijakan Promosi dalam peningkatan Penggunaan Perpustakaan

1)      Strategi promosi

a)      Kondisi perpustakaan

b)      Kondidi staf perpustakaan

c)       Kondisi masyarakat pemakai

2)      Langkah-langkah dalam Promosi Perpustakaan

a)      Ceramah perpustakaan

b)      Pameran perpustakaan

c)       Display

d)      Pemutaran Film

e)      Papan Reklame

f)       Spanduk

g)      Poster

h)      Daftar tambahan buku

i)        Kerjasama antara staf perpustakaan

3)      Faktor-Faktor penunjang Kegiatan promosi perpustakaan

a)      Staf perpstakaan

b)      Koleksi perpustakaan

c)       Pengorganisasian

C. Jaringan Kerjasaa Perpustakaan

Salah satu bentuk kerja sama antarperpustakaan adalah dengan melaksanakan jaringan kerja sama antarperpustakaan. Konsep jaringan sebenarnya merupakan perluasan konsep kerja sama perpustakaan. Kalau pada konsep kerja sama perpustakaan melibatkan dua perpustakaan atau lebih maka pada konsep jaringan meliputi dua perpustakaan atau lebih dan atau organisasi lain yang berkecimpung dalam pola bersama pertukaran informasi melalui komunikasi untuk keperluan fungsional. Kerja sama antarperpustakaan diperlukan karena tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri. Dalam arti, koleksinya mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.

1)      Kerjasama Pengadaan

2)      Pemusatana pengadaan dan penyimpanan

3)      Kerjasama pertukaran dan retribusi

4)      Kerjasama pengolahan

5)      Kerjasama peminjaman Antar pperpustakaan

6)      Kerjasama Antar Pustakawan

7)      Kerjasama Penyususnan Katalog Induk

8)      Kerjasama pemberian jasa Informasi


D. Minat Baca

Dalam usaha meningkatkan minat baca perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwa tingkat kemampuan membaca sangat bervariasi dan sangat bergantung pada minat dan kesanggupan masyarakat pemakai perpustakaan.


0 Response to " Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan"

Post a Comment