KH. ASMUNI (Guru Danau)

KH. ASMUNI (Guru Danau)


Pengajian Mabuun yang ketiga di bawah pimpinan Guru Danau ini kemudian menjadi Pengajian terbesar Guru Danau yang dihadiri puluhan ribu jemaah, ada yang bilang mencapai 40 ribu. Jumlah jamaah di tempat ini jauh lebih banyak dibandingkan di Danau Panggang dan Bitin. Hal ini didukung oleh kompleks Pengajian Guru Danau di Mabuun yang memiliki luas lebih besar dibandingkan kawasan pengajian Bitin dan Danau Panggang, yang mampu menampung puluhan ribu jamaah. Pengajian Guru Danau yang dilaksanakan di Mabuun disebut-sebut merupakan pengajian terbesar di wilayah Banua Anam, dengan jumlah jemaah mencapai puluhan ribu.

Baca Sebelumnya

Di Mabuun, pendidikan agama diadakan pada Rabu malam setiap setengah bulan. Guru Danau menyatakan, tujuan istirahat setengah bulan tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada jemaah untuk menggalang dana untuk transportasi menuju lokasi. Jemaat yang tinggal di wilayah Amuntai, Paringin atau wilayah Kalimantan Tengah bersiap untuk berpartisipasi lebih luas dalam Pengajian Mabuun. Jarak yang ditetapkan Guru Danau antar waktu ceramah cukup bermanfaat bagi sebagian jemaahnya yang berkecukupan secara finansial. Bagi pelajar tingkat ekonomi menengah ke atas, menuju kelas belajar Mabuun tidak menjadi masalah karena mereka memiliki kendaraan pribadi yang dapat digunakan kapan saja. Oleh karena itu tidak heran jika ratusan mobil berjejer di sekitar pengajian Guru Danau di Mabuun.

Materi pengajian yang disampaikan Guru Danau dalam beberapa kajiannya meliputi tauhid, fikih, tasawuf, hadis, tafsir, cerita, dll. Di antara beberapa kitab yang diteliti, materi sufi nampaknya lebih dominan. Beberapa kitab yang diajarkan Guru Danau dalam studinya antara lain Irsyad al-'Ibad (Zainuddin al-Malibari), Nasha'ih al-'Ibad (Nawawi al-Bantani), Muraqi al-'Ubudiyyah (Nawawi al-Bantani), Risalah al-Mu’awanah (Abdullah al-Haddad), Nasha’ih al-Diniyyah (Abdullah al-Haddad), Tuhfah al-Raghibin (Muhammad Arsyad al-Banjari), Syarah Sittin (Ahmad Ramli), Tanqih al-Qawl ( Nawawi al-Bantani). Dilihat dari daftar kitab yang digunakan, Guru Danau lebih banyak menggunakan kitab berbahasa Arab dibandingkan kitab Arab-Melayu. Namun kajiannya mudah diikuti di jamaah karena Guru Danau menerjemahkan dan memberikan penjelasan yang “mudah” tentang isi kitab tersebut.
Cara Guru Danau memberikan pengajian dan ceramah sungguh unik. Guru Danau adalah seorang ulama yang sangat humoris. Dalam setiap ceramah atau pernyataannya, beliau selalu menceritakan kisah-kisah lucu, lawakan, pantun dan singkatan-singkatan yang membuat tertawa. Bahkan, Guru Danau tak segan-segan bercanda dengan murid-muridnya yang berada di barisan depan. Penting baginya untuk menambahkan humor pada ceramah pengajian agar masyarakat awam dan orang tua dapat terus mengikuti pengajian tanpa membosankan dan menyulitkan.

Menyajikan isi buku pengucapan, guru Danau hanya membaca beberapa baris. Namun penjelasannya cukup luas dan terkadang tidak selalu terfokus dan berkaitan dengan isi buku atau teks yang dibaca, karena penuh dengan cerita, humor, gambar, candaan, dan lain-lain. Teknik ini sepertinya sangat digemari oleh jamaah. Selain mengajar, mereka juga mendapatkan “hiburan” yang menyenangkan. Teknik ini menarik orang untuk berpartisipasi dalam Pengajian Guru Danau.

Cara penyampaian Guru Danau juga didukung oleh bahasa dominan yang digunakannya, yaitu bahasa Banjar. Bahasa ini digunakan oleh mayoritas jemaah. Penggunaan bahasa daerah tersebut kemudian dibumbui dengan contoh dan gambar yang sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar sehingga isi ceramahnya sangat populer. Dengan begitu, materi yang disampaikannya mudah dipahami oleh jemaahnya dari berbagai lapisan masyarakat.
Meski materi dakwahnya sederhana dan mudah dipahami, namun bukan berarti Beliau dianggap ulama biasa. Ulama yang lahir dari pesantren ternama seperti Pondok Pesantren Darussalam ini terkenal dengan kualitasnya dalam melahirkan ulama, ia juga merupakan produk dari beberapa ulama besar seperti Guru Ijai dan Guru Bangil. Kewibawaan ulama diakui dan mempunyai pengaruh yang besar. Selain itu, Guru Danau sendiri merupakan salah satu murid Guru Ijai yang ditugaskan untuk meneruskan tradisi keulamaan gurunya di daerah Hulu Sungai. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beberapa gaya ceramah dan tradisi pengajian Guru Danau, seperti pembacaan Maulid al-Habsy sebelum pengajian, merupakan hasil “peniruan” tradisi Guru Ijai. Ketika Guru Ijai meninggal, jamaah pengajiannya di daerah Hulu Sungai langsung mendapat sosok pengganti yang mewarisi kharisma Guru Ijai, yaitu Guru Danau.

Meskipun Guru Danau mengelola 3 pesantren besar dan 4 pesantren dan sibuk berdakwah kemana-mana, namun beliau bukanlah seorang Ulama yang hanya berkonsentrasi mengajar dan berdakwah. Guru Danau adalah seorang ulama yang aktif dalam pekerjaan dan bisnis. Beliau telah bekerja keras sejak masa mudanya. Beliau terlibat dalam berbagai bisnis seperti pertanian, bisnis dan bisnis lainnya. Konsisten dalam bisnisnya, Beliau juga dikenal sebagai pengusaha dengan kekayaan dan penghasilan besar dari beberapa bisnis. Di antara beberapa usaha Guru Danau, yang terpenting adalah usaha emas dan sarang burung walet di daerah Tanjung. Bisnis ini khususnya sarang burung walet sangat menguntungkan. Usaha sarang burung walet Guru Danau bisa menghasilkan miliaran rupiah. Dari perdagangan burung walet inilah Beliau mengetahui tentang wilayah yang tidak berpenghuni. Perusahaan lain membeli tanah untuk investasi. Tanah itu bisa dijual suatu saat nanti.
Dengan banyaknya pemasukan dari bisnisnya, wajar jika Guru Danau menjadi kaya raya. Dia memiliki banyak rumah dan beberapa mobil mewah (Alphard). Dengan mobil Alphard miliknya, ia bisa dengan nyaman bepergian kemana pun. Meski demikian, Guru Danau tetap memiliki penampilan yang sederhana dan bersahaja. Kekayaan yang berlimpah ini tidak digunakan untuk bermegah. Namun digunakan untuk tujuan dakwah Islam. Menurutnya, orang yang khawatir terhadap akhirat tidak boleh lebih buruk dari orang yang khawatir terhadap permasalahan dunia. Para ulama yang mempunyai usaha dan harta sendiri lebih ikhlas dalam dakwah dan pengajian karena tidak berminat menerima gaji dari jamaahnya.
Karena kemandirian dan kekayaannya, Guru Danau mampu membiayai seluruh pengajian yang didirikannya dan pembangunan pesantren tanpa bantuan pihak lain. Beliau enggan meminta bantuan keuangan kepada masyarakat (bapintaan) karena takut tidak ada yang ikhlas. Beliau juga tak mau menerima uang dari pemerintah dan partai politik. Menurutnya, para ulama tidak bisa lagi menasihati pihak berwenang setelah mendapat bantuan dari pemerintah. Bahkan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Independensi ini tidak memungkinkannya untuk ikut campur dan didikte oleh penguasa dan partai politik.

Karakter Guru Danau sebagai seorang Ulama kaya dan mandiri bukan hanya karena kegigihannya dalam berusaha, namun juga terinspirasi dari karakter gurunya Guru Ijai yang juga seorang Ulama kaya . Guru Danau merupakan salah satu murid Guru Ijai yang berhasil meneladani gurunya dalam hal ini. Banyak murid Guru Ijai yang tidak bisa mengikuti jejaknya seperti Guru Danau.


Baca Selanjutnya

0 Response to "KH. ASMUNI (Guru Danau)"

Post a Comment