Idham Chalid: Pahlawan Kalimantan Selatan

Idham Chalid: Pahlawan Kalimantan Selatan

Indonesia memiliki kekayaan sejarah yang penuh dengan pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan dan pembangunan negara. Salah satunya adalah pria asal Kalimantan Selatan yang telah menempuh perjalanan hidup luar biasa dan sangat berkomitmen terhadap negara dan masyarakatnya. Pahlawan bernama Idham Chalid meninggalkan prestasi dan jasa yang tak terlupakan.

Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, Kalimantan Tenggara. Sejak kecil, Idham dikenal cerdas dan pemberani. Kemampuan berbicaranya sudah terlihat sejak usia dini, dan ia duduk di bangku kelas dua saat masuk sekolah dasar. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, İdham melanjutkan pendidikannya di Madrasah Ar-Rasyidiyyah pada tahun 1922.

Perjalanan pendidikan Idham terus berlanjut dan setelah menyelesaikan pendidikannya di Gontor pada tahun 1943, ia melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Namun tidak hanya di bidang pendidikan formal, Idham juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik menuju perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sebelum kemerdekaan, Idham Chalid bekerja pada Komite Kemerdekaan Daerah Indonesia di kota Amuntai. Pada tahun 1947, ia bergabung dengan klan Kalimantan Indonesia yang memberontak melawan pemerintah yang dipimpin oleh Hasan Basry. Perjuangan Idham menghadapi keadaan sulit menunjukkan tekad dan dedikasinya terhadap tujuan kemerdekaan Indonesia.

Setelah perang kemerdekaan, Idham Chalid tidak menjadi anggota DPR Sementara RI mewakili Kalimantan, namun pada tahun 1950 ia terpilih menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi. Ketika NU berpisah dari Masyumi pada tahun 1952, Idham memutuskan untuk bergabung dengan partai Nahdlatul Ulama, di mana ia memulai karir politiknya di GP Ansor.

Pada masa kampanye pemilu 1955, Idham Chalid berperan penting sebagai pemimpin pemilu Lajnah NU. Karier politiknya terus berlanjut dan ia menjabat sebagai Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan pada tahun 1968 hingga 1973.

Selain itu, Idham juga menjabat sebagai Pj Menteri Sosial pada periode 1970-1971. Setelah pemilu tahun 1971, ia terpilih sebagai Ketua DPR/MPR-RI periode 1971-1977, menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga stabilitas politik tanah air. Idham kemudian menjabat sebagai Ketua DPA-RI pada tahun 1978 hingga 1983 dan tergabung dalam kelompok P7 yang terus mengabdikan dirinya untuk pembangunan negara dan negara.

Idham Chalid meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia. Dedikasinya terhadap kesejahteraan rakyat dan komitmennya terhadap gagasan kemerdekaan menjadikannya salah satu orang yang paling disegani dalam sejarah negeri ini. Tindakan dan prestasinya diakui secara luas, dan gelar Pahlawan Nasional Indonesia dianugerahkan untuk menghormatinya pada tanggal 7 November 2011.

Meski kini sudah tiada, namun gambaran perjuangan dan dedikasi Idham Chalid tetap menginspirasi generasi mendatang untuk berkontribusi dalam pembangunan negara dan negara. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan, tekad dan pengorbanan menjadi motor bagi kita semua untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik.

Idham Chalid adalah contoh nyata pahlawan yang lahir di tanah Kalimantan Selatan. Beliau meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia dengan perjalanan hidup yang penuh warna dan dedikasinya yang besar. Semangat dan dedikasinya terhadap perjuangan kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi kepada generasi mendatang.

Baca Juga:

Wali Datu Sanggul Berjalan Diatas Air Sambil Bersyair

Demang Lehman; Jejak Perjuangan Beberapa Pahlawan dari Kesultanan Banjar



0 Response to " Idham Chalid: Pahlawan Kalimantan Selatan"

Post a Comment