Semangat Tak Tergoyahkan: Perjuangan Siswa Sekolah Atas Rawa di HST

Semangat Tak Tergoyahkan: Perjuangan Siswa Sekolah Atas Rawa di HST

Di balik keindahan alam yang menghampar luas di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), terdapat sebuah kisah inspiratif dari sekolah yang mungkin tak lazim bagi kebanyakan orang. SDN 3 Sungai Buluh, terletak di atas rawa, menjadi saksi bisu semangat juang siswa dan kerja keras para orang tua dalam menjalani pendidikan.

Setiap hari, saat fajar baru saja menyingsing, anak-anak di SDN 3 Sungai Buluh telah bersiap-siap untuk memulai perjalanan menuju sekolah. Dengan pakaian seragam dan tas yang mereka gendong, mereka tidak hanya siap untuk belajar tetapi juga untuk menaklukkan air rawa yang menjadi rintangan utama. Bagi sebagian anak, mendayung perahu menjadi rutinitas sehari-hari, sementara yang lain harus menunggu orang tua mereka menjual ikan untuk mendapatkan akses ke sekolah.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan aksesibilitas yang luar biasa, semangat para siswa untuk belajar tidak pernah luntur. Dukungan dari orang tua yang setia menunggu di sekitar sekolah sambil menjalankan berbagai kegiatan ekonomi memberikan semangat tambahan bagi anak-anak ini. Interaksi yang erat antara guru, siswa, dan orang tua menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Kepala Sekolah SDN 3 Sungai Buluh, Syaifullah, membagikan bahwa di sekolah tersebut, ada 31 siswa yang dibimbing oleh 10 guru. Dengan tantangan geografis yang besar, sekolah ini berada sekitar 26 kilometer dari pusat kota. Namun, meskipun terpencil, para guru tetap memberikan layanan pendidikan yang bermutu, bahkan untuk siswa yang datang terlambat karena berbagai alasan.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan aksesibilitas, di mana para siswa masih harus bergantung pada perahu untuk mencapai sekolah. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kenyamanan siswa saat pergi ke sekolah tetapi juga ketika mereka ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tantangan lainnya adalah tingkat ekonomi yang mayoritas dari warga sekolah ini, yakni nelayan tradisional, menempati kelas menengah ke bawah. Meskipun demikian, semangat mereka untuk belajar tidak tergoyahkan. Keberadaan Kurikulum Merdeka memberikan peluang untuk pembelajaran yang disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing siswa.

Syaifullah berharap, di Hari Pendidikan Nasional 2024 ini, semua peserta didik bisa mendapatkan akses pendidikan yang lebih merata. Dia juga berharap agar siswa-siswanya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan kembali ke desa mereka untuk membangun daerah mereka sendiri.

Sekolah Atas Rawa di HST mungkin memiliki tantangan dan kisah uniknya sendiri, tetapi semangat dan tekad para siswa dan pendidiknya layak diacungi jempol. Meskipun berada di lingkungan yang keras, mereka terus membara, memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.



Baca Juga:

Menyelami Pesona Wisata Kerbau Rawa di Desa Sungai Buluh, HST: Menggali Potensi

Kebakaran Melanda Ponpes Darul Istiqamah Barabai: Satu Gedung Ludes, Relawan Damkar 

0 Response to "Semangat Tak Tergoyahkan: Perjuangan Siswa Sekolah Atas Rawa di HST"

Post a Comment