Kekayaan Alam dan Komitmen Pelestarian di Hulu Sungai Tengah

Kekayaan Alam dan Komitmen Pelestarian di Hulu Sungai Tengah

Halo, Sobat Pustaka! Kita berpetualang ke Hulu Sungai Tengah (HST), sebuah kabupaten di Kalimantan Selatan yang tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian alam. Dengan moto "Murakata" yang berarti seia sekata, HST adalah contoh nyata bagaimana daerah dapat mempertahankan identitas lokal sambil melestarikan lingkungan.

HST memiliki luas 1.472 km² dengan populasi sekitar 272.219 jiwa, menunjukkan potensi besar untuk pengembangan literasi dan kepustakawanan. Di tengah keindahan alam Pegunungan Meratus, pemerintah setempat berupaya keras melindungi kawasan ini dari ancaman eksploitasi. Kampanye "Save Meratus" adalah bukti nyata dari komitmen ini. Alih-alih mengejar keuntungan jangka pendek dari tambang, HST memilih untuk melestarikan hutan lindungnya. Langkah ini tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memperkuat identitas daerah sebagai pelopor pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga:

Peran Bupati HST dalam Membangun Desa dan Meningkatkan Literasi Masyarakat

Sinergi Budaya dan Pariwisata

Sobat Pustaka, tahukah kamu bahwa HST memiliki kekayaan budaya yang luar biasa? Dari alat musik tradisional Kuriding hingga seni pertunjukan Gamelan dan Wayang Banjar, HST terus berusaha menghidupkan kembali budaya lokal yang hampir punah. Bahkan, alat musik Kuriding yang berasal dari Desa Rantau Keminting, kini mulai dikenal luas berkat upaya pelestarian oleh pemerintah setempat.

Tidak hanya budaya, HST juga menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Goa Limbuhang dengan kolam air jernihnya telah viral di media sosial, menjadikannya destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Gunung Halau-halau, puncak tertinggi di Kalimantan Selatan, juga menjadi daya tarik bagi para pecinta alam dan pendaki. Sungai-sungai yang mengalir di HST memberikan peluang besar untuk pengembangan wisata sungai, seperti river tubing yang semakin populer.

Kolaborasi antara pelestarian budaya, pengembangan pariwisata, dan pengelolaan sumber daya alam ini menjadi contoh bagaimana literasi dapat berkembang dengan memanfaatkan kearifan lokal. Penguatan identitas budaya lokal juga mendorong masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai warisan leluhur, sekaligus membuka peluang bagi generasi muda untuk terlibat dalam pelestarian budaya dan alam.

Baca Juga:

Membangun Kesadaran Literasi melalui Penghormatan kepada Pahlawan

Membangun Literasi Berbasis Kearifan Lokal dan Pembangunan Berkelanjutan

Melangkah ke masa depan, HST terus membuka pintu bagi investasi yang berfokus pada pengembangan pariwisata dan budaya. Dengan menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan pengembangan ekonomi, HST berpotensi menjadi pusat pengembangan pariwisata berbasis literasi. Visi ini tidak hanya memperkuat identitas daerah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sobat Pustaka, mari kita dukung upaya HST dalam membangun literasi yang berakar pada budaya dan lingkungan. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dapat menjadikan HST sebagai contoh keberhasilan pembangunan berkelanjutan yang memperkaya literasi lokal. Mari kita jaga dan lestarikan bersama kekayaan budaya dan alam HST demi masa depan yang lebih cerah.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki, HST siap melangkah ke depan sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan budaya dan alam, tetapi juga berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan yang memprioritaskan literasi dan kepustakawanan. 

Baca Juga:

Dinas Perpustakaan Kab HST Dorong Literasi Keuangan bagi Pelaku UMKM di Era Digital



0 Response to "Kekayaan Alam dan Komitmen Pelestarian di Hulu Sungai Tengah"

Post a Comment