Menghidupkan Pancasila di Era Digital

 Menghidupkan Pancasila di Era Digital



Halo Sobat Pustaka, Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila—sebuah momen penuh makna yang tak hanya menggugah rasa cinta tanah air, tapi juga mengajak kita untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan berbangsa. Tapi di tengah derasnya arus informasi dan derasnya dunia digital, pertanyaannya adalah: masihkah Pancasila terasa dekat di hati generasi sekarang?

Jawabannya: tentu bisa—asal kita tahu bagaimana menjembatani nilai-nilai kebangsaan dengan realitas zaman. Dan di sinilah, Sobat Pustaka, literasi digital serta peran perpustakaan digital menjadi sangat penting.

Pancasila adalah jiwa bangsa. Lima silanya—dari Ketuhanan sampai Keadilan Sosial—bukanlah kumpulan kata kosong, tetapi nilai-nilai hidup yang membentuk karakter masyarakat Indonesia. Namun, di era modern ini, Pancasila tengah menghadapi tantangan yang nyata. Radikalisme, disinformasi, ujaran kebencian, hingga polarisasi sosial kerap muncul di media sosial dan mengaburkan makna sejatinya.

Baca Juga:

Update INLISLite Versi 3.2 Terbaru

Di sinilah kita diingatkan bahwa menjaga Pancasila bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia literasi dan perpustakaan.

Sobat Pustaka, mari kita sepakati dulu bahwa literasi hari ini tidak cukup hanya bisa membaca dan menulis. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki semua warga negara—terutama generasi muda—agar dapat memilah informasi, berpikir kritis, dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan di tengah gempuran konten digital yang tiada henti.

Literasi digital bukan soal tahu cara menggunakan gadget atau aplikasi saja. Tapi bagaimana kita bisa:

  • Memahami informasi yang kita baca

  • Menyaring hoaks dan provokasi

  • Membangun opini berdasarkan data dan nilai kemanusiaan

  • Menggunakan platform digital untuk menyebarkan semangat persatuan, bukan perpecahan

Baca Juga:

Kenalan dengan Menu Administrasi untuk INLISLite Versi 3 Bagian 1

Bayangkan jika seluruh anak muda Indonesia punya kemampuan ini. Pancasila akan hidup dan berdenyut di setiap timeline media sosial mereka.

Perpustakaan modern tidak lagi cukup hanya menyediakan buku fisik. Di era digital, koleksi digital menjadi kebutuhan utama. Tapi bukan sembarang koleksi—melainkan koleksi yang mampu membangun pemahaman kebangsaan, memperkuat karakter, dan menumbuhkan semangat gotong royong berbasis nilai-nilai Pancasila.

Apa saja sih yang seharusnya dimiliki oleh perpustakaan digital masa kini?

  1. E-book dan audiobuku bertema kebangsaan dan sejarah nasional.

  2. Video edukatif dan film dokumenter bertema toleransi, keberagaman, dan perjuangan bangsa

  3. Kumpulan pidato Bung Karno dan tokoh-tokoh bangsa dalam bentuk digital

  4. Modul literasi digital dan keamanan siber

  5. Forum daring dan diskusi kebangsaan

Hari Lahir Pancasila bisa menjadi momentum penting untuk memulai gerakan literasi digital berbasis kebangsaan. Perpustakaan-perpustakaan  dapat memanfaatkan hari ini sebagai pengingat bahwa misi literasi bukan sekadar meningkatkan minat baca, tapi juga membentuk karakter dan wawasan kebangsaan.

Bayangkan jika seluruh sekolah dan TBM (Taman Bacaan Masyarakat) di wilayah ini mulai mengintegrasikan materi Pancasila dalam bentuk digital, dibarengi pelatihan literasi digital secara berkelanjutan. Maka, kita akan punya generasi baru yang tak hanya paham teknologi, tapi juga punya akar nilai yang kuat.

Akhir kata, Sobat Pustaka, mari kita sadari bahwa Pancasila bukan hanya warisan. Ia adalah nafas, arah, dan kompas hidup. Dan di era digital ini, kita semua punya tanggung jawab untuk menjadikannya lebih relevan dari sebelumnya.

Melalui literasi digital dan penguatan koleksi digital di perpustakaan, kita bisa menyebarkan nilai-nilai Pancasila lebih luas, lebih cepat, dan lebih dalam. Tak ada alasan lagi untuk membiarkan generasi muda jauh dari sejarah dan nilai bangsanya sendiri.

Baca Juga:

Kenalan dengan Menu Administrasi untuk INLISLite Versi 3 Bagian 2


0 Response to "Menghidupkan Pancasila di Era Digital"

Post a Comment