Majunya sebuah negara salah satunya ditentukan dari kualitas pendidikan yang ada. Kualitas pendidikan yang baik akan dicapai apabila didukung oleh informasi koleksi perpustakaan yang memadai. Namun Selama ini sebuah keyataan bahwa tidak ada satu pun perpustakaan di dunia ini yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Oleh karena itu, diperlukan silang layan antar perpustakaan untuk mengatasi masalah tersebut.
Silang layan memiliki arti pemberian jasa
perpustakaan dan informasi
(koleksi perpustakaan) yang diberikan oleh
sebuah perpustakaan kepada perpustakaan lainnya. Silang layan mencakup
pemberian jasa antara satu perpustakaan atau lebih; jasa ini dapat berupa
membantu penelusuran, pencarian materi perpustakaan, menyediakan fasilitas
untuk anggota perpustakaan lain, elektronik maupun digital.
Secara umum silang layang antar perpustakaan bertujuan:
- Dapat memenuhi kebutuhan informasi dari pengguna perpustakaan jika informasi tersebut tidak terdapat di perpustakaan yang mereka kunjungi.
- Meningkatkan nilai informasi. Nilai informasi di suatu perpustakaan salah satunya ditentukan oleh sering tidaknya informasi yang dimiliki oleh perpustakaan dimanfaatkan penggunanya.
Dalam tugasnya untuk
meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat, tentu tidak mungkin perpustakaan
hanya melaksanakan layanan statis saja, yaitu layanan sirkulasi, baik meminjam
dan pengembalian buku dari kantor perpustakaan saja, sehingga banyak
perpustakaan umum juga memberikan layanan perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah,
atau kantor-kantor dan sebagainya. Sehingga dapat menjangkau layanan ke
masyarakat agar lebih luas. Layanan Silang layan juga dapat memberikan layanan ke
masyarakat.
Fakta yang cukup memprihatinkan
dapat dilihat dari riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis
berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi
penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di
atas negara-negara Eropa.
Tentu hal ini bukan
karena masyarakat indonesia malas membaca saja, namun akses masyarakat terhadap
bacaan masih menjadi permasalahan utama, seperti mahalnya harga buku, distribusi
tidak merata antara satu tempat dan tempat lain, penerbit dan percetakan yang
hanya ada di kota-kota besar, dan Perpustakaan Umum hanya ada di perkotaan,
sedangkan banyak desa belum memiliki perpustakaan.
Dengan adaya
kerjasama silang layan perpustakaan, diharapkan permasalahan akses bahan bacaan
ke masyarakat dapat teratasi, Perpustakaan dapat melaksanakan kerjasama silang layan kepada pihak pihak yang sebersentuhan langsung dengan masayarakat.
Misalnya ke Puskesmas, puskesmas yang masayarkat tahu adalah tempat untuk
layanan kesehatan, tidak menutup kemungkinan dapat memeberikan layanan pojok baca, sementara menunggu layanan ksehatan masyarakat dapat membaca
atau melihat buku-buku. Layanan pojok baca ini juga dapat dilaksanakan di
kantor-kantor layanan umum masyarakat,
sehingga dapat mendekatkan buku kepada masyarakat. Dengan mendekatkan
buku ke pada masyarakat kita harapkan masyarakat dapat membaca dimana saja,
tidak harus ke perpustakaan untuk membaca. Mungkin di masa depan kita dapat
membayangkan masyarakat kita disaat senggang akan membaca buku, dan buku menjadi sahabat.
0 Response to "Kerja Sama Silang Layan Dalam Meningkatkan Minat dan Budaya Baca"
Post a Comment