Kisah Datu di Harung
Pada zaman dahulu di desa Harung tinggal seorang Datu, Datu ini dikenal sebagai seorang petani yang mempunyai tanah perladangan luas. Nama datu ini adalah Magat, dan istrinya bernama Diang Sasar. Disamping itu Datu ini mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Diang Wangi atau Diang Dadukun. Selain bertani, berburu juga merupakan pekerjaan yang disenangi oleh Datu Magat tersebut.
Pada suatu ketika Datu Magat mengalami suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggapnya sangat memalukan baginya, Betapa tidak, adiknya Diang Wangi hamil tanpa bersuami. Datu sangat gelisah dan sakit hatinya oleh kejadian ini. Datu menanyakan kepada Diang Wangi siapa yang telah menghamilinya tapi ia tidak juga tahu karena ia datang pada malam hari lalu meniduriku, sesudah selesai ia pun pergi malam itu juga.
Dicarilah cara untuk mengetahui siapakah yang telah menghamili adiknya. Dengan menggunakan bamban yang banyak dijadikanlah tali yang panjang, Laki-laki itu tidak menyadari ketika pulang bahwa dirinya telah diberi tali. Segera Datu Magat menelusuri dan menemukan laki-laki tersebut yang dalam keadaan tidur, tapi Datu tidak membunuhnya.
Setelah bangun laki-laki tersebut minta maaf dan minta dikawinkan dengan adiknya Datu serta berjanji akan membantu dan membalas budi baiknya. Terdengarlah kabar seorang raja yang sedang berburu tersesat di kebun Datu Magat. Waktu berada di kebun Datu, raja tersebut bertemu dengan istri Datu yang berparas cantik.
Singkat cerita Datu dijadikan Patih Kerajaan hal ini dilakukan agar raja dapat memenuhi keinginan Raja yang ingin mempersunting istri Datu Magat disebabkan Raja tidak berani mengambil istri datu secara terang-terangan. Kemudian Raja mengadakan keramaian sehingga diundanglah seluruh rakyat, dalam keramaian itu Raja mengajak Patih untuk mencari sarang Wanyi.
Datu Magat membuat lantak untuk dapat naik ke atas pohon Kusi dan mengambil sarang Wanyi, Raja yang sudah punya niat jahat memotong lantak sehingga Datu Magat tidak bisa turun. Sesudah melakukan penipuan tadi, lalu raja memerintahkan kepada semua pengiringnya pulang. Tinggallah Datu Magat seorang diri, tetapi dengan bantuan adik iparnya maka Datu Megat bisa turun.
Untuk membalas perbuatan Raja maka adik iparnya meminta Datu untuk mengambil buah limpasu sebanyak 3 buah. Sesampainya di Kerajaan buah tersebut dilempar di tengah keramaian yang mengakibatkan Kerajaan Raja Lambu Garang hancur dan kemudian terbenam ke dalam tanah. Seluruh manusia yang berada di kerajaan menemui ajalnya, begitu juga Raja Lambu Garang.
Sampai sekarang di daerah Paramaian masih ada daerah yang tanahnya berlubang. Disana menurut ceritanya letak kerajaan yang terbenam itu. Sejak saat itu Datu hanya tinggal berdua dengan adiknya. Datu Megat kawin lagi dengan anak Raja Kait. Kerajaan itu sekarang terletak di kampung Tutupan Selatan.
Perkawinan itu membawa bahagia bagi Datu, malahan istrinya yang kedua lebih cantik daripada istrinya yang pertama. Diang Wangi yang merupakan adik Datu Megat melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Patih Tadung Aria Wani sesuai dengan pesan dari suaminya. Tadung Aria Wani semakin hari semakin besar dalam pemeliharaan ibu dan julaknya, ia menanyakan keberadaan bapaknya. Karena ibunya tidak tahu maka Tadung Aria pergi mencari ayahnya ke segala pelosok negeri, keempat penjuru dunia tetapi tidak ditemui sehingga ia ingin mencari ayahnya ke atas langit. dengan mengumpulkan bambu yang disambung-sambung sampai tinggi hingga menjulang ke atas.
Tadung Aria cepat-cepat naik ke atas, akan tetapi malang baginya bangunan yang dibuatnya itu rebah. Tangga rebah di daerah Simpur (Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekarang). Jadi Tadung Aria Wani itu adalah Datu dari orang Kandangan, dan mamish mempunyai hubungan keluarga dengan orang Tabalong, khususnya dengan desa Balimbing sekarang. Sedangkan Datu Magat, sebelum meninggal berpesan kepada adiknya agar jasadnya dimakamkan di kebunnya sendiri (di Harung). Sampai sekarang kubur Datu Magat itu masih ada di desa Harung, Kabupaten Tabalong. Datu Magat disebut orang juga Datu Harung.
0 Response to "Kisah Datu di Harung"
Post a Comment