Mengenal Guru Syairazi Ulama dari Kandangan

Mengenal Guru Syairazi Ulama dari Kandangan


Di tengah-tengah gemerlap dunia modern, masih ada tokoh-tokoh yang memancarkan cahaya ilmu dari hati yang tulus. Salah satu dari mereka adalah Tuan Guru H. Ahmad Syairazi, lebih akrab dikenal sebagai Guru Syairazi. Lahir pada 10 Januari 1976 di Kandangan, ia merupakan figur sentral dalam penyebaran ilmu agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Artikel ini mengajak kita menyelami kehidupan dan perjuangan seorang ulama yang telah mendidik ribuan umat.

Guru Syairazi lahir dari pasangan H. Pandi Mukeri dan Hj. Kaptiah Jalil. Pendidikan formalnya dimulai di SDN Kandangan Kota 6, tetapi benih-benih kecintaan terhadap ilmu agama telah tertanam sejak usia dini. Di usia 10 tahun, ia mulai mempelajari ilmu-ilmu agama di Madrasah Darul Ulum Pandai Kandangan dan menghafal Al-Qur’an di bawah bimbingan H. Ahmad Shagir.

Ketika berusia 13 tahun, atas saran dari Tuan Guru H. Zainuddin, beliau memulai pendidikan di Pesantren Dalam Pagar, Martapura. Di sana, ia belajar dari beberapa ulama besar seperti Tuan Guru H. Hamzah, Tuan Guru H. Abdul Hamid, dan lain-lain, yang masing-masing memberikan kontribusi dalam membentuk pondasi ilmu agamanya yang kokoh.

Pada tahun 1991, sebuah babak baru dalam kehidupan Guru Syairazi dimulai ketika ia pindah ke Sekumpul untuk belajar dari Syekh H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul. Beliau juga aktif menghadiri pengajian Guru Seman Mulya. Masa-masa ini penting dalam pengembangan spiritual dan intelektualnya, memberikan dia kebijaksanaan yang dalam tentang esensi dari tasawuf dan ilmu-ilmu Islam.

Dengan dorongan dari Tuan Guru H. Abdus Samad Al Arsyadi, pada tahun 1993 Guru Syairazi berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu agamanya. Di tanah suci, beliau belajar dari berbagai ulama terkemuka seperti Syekh Al Habib Abdullah bin Abu Bakar Athas Al Habsyi dan Syekh Al Habib Muhammad Alawi Al Maliki. Keberadaannya di Makkah bukan hanya meningkatkan pengetahuannya, tetapi juga memperkuat jaringan spiritualnya dengan ulama dari berbagai belahan dunia.

Setelah dua dekade menimba ilmu, pada tahun 2010, Guru Syairazi kembali ke Indonesia atas isyarat dari gurunya. Dengan semangat untuk membagikan ilmu yang telah dipelajarinya, beliau mendirikan Madrasah Diniyah Taklimiyah Al-Busyra dan Majelis Ta'lim Raudhatul Ghanna Annabawiyah di Kandangan. Pesantren ini tidak hanya sebagai tempat belajar mengaji, tetapi juga sebagai pusat pengembangan akhlak dan keilmuan Islam.

Filosofi pengajaran Guru Syairazi berpusat pada pemahaman bahwa ilmu harus diterapkan dalam tindakan. Beliau menekankan pentingnya tasawuf dalam praktik sehari-hari, bukan hanya sebagai teori tetapi sebagai cara hidup yang mendekatkan diri kepada Allah. Ini tercermin dalam cara beliau mengajar, yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membimbing murid-muridnya untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata.

Dampak Guru Syairazi terhadap komunitasnya tidak terukur. Melalui pengajaran dan pesantrennya, beliau telah membentuk generasi muda yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing tinggi. Beliau juga dikenal aktif dalam dialog antaragama dan kegiatan sosial.

0 Response to "Mengenal Guru Syairazi Ulama dari Kandangan"

Post a Comment