Ratusan Aktivis Mendukung Pengunduran Kadisdik Provinsi Kalimantan Selatan

Ratusan Aktivis Mendukung Pengunduran Kadisdik Provinsi Kalimantan Selatan

Hai, Sobat Pustaka! Dunia pendidikan ternyata bukan hanya urusan akademisi atau guru, lho. Baru-baru ini, ratusan aktivis turut menyuarakan pendapat mereka dalam mendukung pengunduran diri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Kalimantan Selatan. Keterlibatan para aktivis dalam isu pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan siapa saja bisa turut serta mengawasi serta memperjuangkan perbaikan sistem pendidikan.

Isu yang diangkat kali ini cukup serius, Sobat. Para aktivis merasa ada krisis kepercayaan terhadap kepala dinas yang memimpin pendidikan di Banua. Tuntutan ini didasari oleh dugaan penyalahgunaan wewenang yang berdampak langsung pada sistem pendidikan. Masalah ini menggambarkan bahwa dunia pendidikan kita tidak terlepas dari pengaruh sosial dan politik yang bisa mempengaruhi kualitas belajar mengajar di sekolah.

Baca Juga:

Aksi Protes dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Masyarakat 

Aksi "Rembuk Aktivis Banua"

Aksi bertajuk “Rembuk Aktivis Banua Save Aktivis dan Selamatkan Dunia Pendidikan” ini menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa datang dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk para aktivis. Pertemuan yang digelar di Banjarbaru ini mengangkat isu keselamatan para aktivis serta ketidakberesan dalam pengelolaan pendidikan.

Salah satu kasus yang mencuat dalam aksi ini adalah pengancaman terhadap Aliansyah, Ketua Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan (BABAK). Ancaman tersebut diduga dilakukan oleh Muhammadun alias Madun, yang ternyata juga terkait dengan masalah tata kelola pendidikan. Sobat Pustaka, hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga hak-hak para aktivis yang berjuang demi perbaikan sistem. Tindakan seperti ancaman dan penguntitan terhadap mereka justru memperlihatkan betapa rapuhnya sistem pendidikan kita saat ini.

Dengan adanya aksi solidaritas dari berbagai organisasi, kita bisa melihat bagaimana komunitas ikut serta dalam menjaga kualitas pendidikan di Banua. Tindakan nyata seperti ini memperlihatkan betapa kuatnya kolaborasi antara masyarakat dan aktivis dalam menegakkan keadilan dan memperjuangkan perbaikan di dunia pendidikan.

Baca Juga:

Menjaga Kualitas Dunia Pendidikan Bersama 

Petisi dan Perjuangan Masyarakat

Tentu saja, perjuangan ini tidak berhenti di jalanan saja. Sobat Pustaka, petisi yang diinisiasi untuk mendukung pengunduran diri Kadisdik juga menjadi bukti bahwa literasi digital kini berperan penting dalam dunia advokasi dan pendidikan. Petisi ini berhasil mengumpulkan dukungan dari berbagai LSM dan masyarakat yang peduli terhadap nasib pendidikan di Kalimantan Selatan.

Petisi online seperti ini bukan hanya sebuah langkah simbolis, melainkan juga bentuk nyata dari partisipasi masyarakat dalam proses politik. Ini adalah salah satu contoh bagaimana literasi digital dan kesadaran sosial bisa menjadi senjata ampuh dalam memperjuangkan perubahan. Tentu saja, peran perpustakaan sebagai pusat literasi juga sangat penting dalam mendukung literasi politik dan digital ini. Melalui perpustakaan, masyarakat bisa mendapatkan akses informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga bisa ikut berperan aktif dalam perubahan sosial.

Kesimpulannya, Sobat Pustaka, keterlibatan masyarakat dalam memperjuangkan pendidikan adalah bukti bahwa literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang memahami hak-hak kita sebagai warga negara dan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk memperbaiki sistem. Melalui aksi, solidaritas, dan penggunaan alat-alat digital seperti petisi, kita semua bisa turut serta menyuarakan perubahan yang lebih baik.

Baca Juga:

Aspirasi Masyarakat Terhadap Kepemimpinan di Dinas Pendidikan Kalsel


0 Response to "Ratusan Aktivis Mendukung Pengunduran Kadisdik Provinsi Kalimantan Selatan"

Post a Comment