Aksi Protes dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Masyarakat

Aksi Protes dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Masyarakat

Sobat pustaka, siapa yang sangka bahwa aksi unjuk rasa yang terjadi di Kalimantan Selatan pada awal September 2024 dapat mempengaruhi literasi masyarakat? Unjuk rasa ini digagas oleh Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan (BABAK), yang menyoroti perilaku arogan Kepala Dinas Pendidikan Kalsel, Muhammadun. Mengapa ini penting bagi literasi kita? Karena dunia pendidikan adalah fondasi literasi masyarakat, dan pejabat yang tidak menunjukkan teladan baik dapat merusak moral dan etika dalam pendidikan. Ketika para pejabat yang seharusnya menjadi contoh malah terlibat dalam isu kontroversial, efeknya bisa sangat buruk pada pelajar, guru, dan masyarakat luas.

Perilaku pejabat, seperti tindakan merokok di ruang rapat dan "doa menambah istri" yang disampaikan di grup WhatsApp, menjadi sorotan utama. Hal ini tidak hanya mempengaruhi reputasi dinas pendidikan, tetapi juga menunjukkan bagaimana isu etika pejabat dapat mencoreng citra pendidikan dan mempengaruhi dunia literasi secara keseluruhan. Keteladanan menjadi penting karena guru, kepala sekolah, dan siswa melihat para pemimpin mereka sebagai panutan.

Baca Juga:

Menghidupkan Semangat Literasi di Era Digital dengan Gerakan Indonesia Membaca

Etika Pejabat dan Transparansi dalam Dunia Pendidikan

Sobat pustaka, dunia pendidikan dan kepustakawanan tidak hanya soal buku dan belajar di kelas, tetapi juga bagaimana etika dan integritas para pemimpinnya dijaga. Dalam kasus Muhammadun, kritik datang dari masyarakat yang menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengangkatan kepala sekolah. Dugaan bahwa pengangkatan kepala sekolah dilakukan tanpa mematuhi aturan, bahkan mencurigai adanya favoritisme, menimbulkan keresahan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya regulasi ketat yang harus diikuti oleh ASN dalam setiap tindakan mereka.

Regulasi seperti Permendagri No. 8 Tahun 2023 yang mengatur pengaduan masyarakat menjadi alat penting untuk menjaga integritas pejabat. Apalagi, dunia pendidikan adalah pilar utama dalam membangun masyarakat yang cerdas dan literat. Ketika pejabat-pejabat ini tidak mematuhi aturan, dampaknya akan terasa hingga ke tingkat akar rumput, mempengaruhi para siswa dan masyarakat yang bergantung pada sistem pendidikan.

Baca Juga:

Kiprah H. Aulia Oktafiandi dalam Membangun Hulu Sungai Tengah

Kunci Terwujudnya Dunia Pendidikan yang Lebih Baik

Sobat pustaka, kita patut berbangga karena masyarakat semakin kritis dan sadar akan pentingnya literasi digital. Viral di media sosial, isu ini menjadi pembicaraan nasional, membuktikan bahwa literasi bukan hanya soal membaca buku, tapi juga melek media dan berani bersuara. Pengawasan publik yang dilakukan melalui demonstrasi dan media sosial memperlihatkan bahwa masyarakat berperan penting dalam memastikan transparansi di dunia pendidikan. Pemerintah juga merespon dengan membentuk tim evaluasi untuk menindaklanjuti masalah ini.

Dengan adanya regulasi yang jelas, transparansi dalam seleksi pejabat, dan peran aktif masyarakat, dunia pendidikan dan kepustakawanan kita dapat menjadi lebih baik. Evaluasi yang dilakukan terhadap Muhammadun adalah langkah penting untuk memastikan pejabat yang mengelola pendidikan adalah mereka yang benar-benar layak dan mematuhi aturan. Kita semua tahu, literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga memahami bagaimana sistem pendidikan yang baik dapat berdampak pada kemajuan masyarakat.

Sobat pustaka, kita semua punya peran dalam menjaga agar dunia pendidikan tetap bersih dan berintegritas. Yuk, terus pantau isu-isu pendidikan di sekitar kita, karena hanya dengan literasi dan pengawasan yang baik, kita bisa membangun masa depan yang cerah bagi generasi mendatang.

Baca Juga:

Menggapai Indonesia Emas 2045 melalui Gerakan Literasi Desa



0 Response to "Aksi Protes dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Masyarakat"

Post a Comment