H. Abdul Wahid Mantan Bupati HSU Meninggal
Kabar duka menyelimuti masyarakat Hulu Sungai Utara (HSU) pada Kamis, 6 Juni 2024. H Abdul Wahid, mantan Bupati HSU, telah berpulang ke pangkuan Ilahi di RS TPT Teluk Dalam, Banjarmasin. Kepergiannya meninggalkan jejak mendalam bagi banyak orang, terutama mereka yang mengenal dan bekerja sama dengannya. Berikut adalah perjalanan hidup dan karier seorang H Abdul Wahid, dari seorang jurnalis hingga menjadi bupati, serta kontribusinya terhadap masyarakat Hulu Sungai Utara.
H Abdul Wahid lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara, pada tahun 1960. Sejak muda, ia menunjukkan minat yang besar terhadap dunia tulis-menulis dan informasi. Pada tahun 1982, ia memulai karirnya sebagai jurnalis, profesi yang ia geluti hingga tahun 1999. Selama 17 tahun tersebut, Wahid dikenal sebagai jurnalis yang berdedikasi dan berintegritas, yang melaporkan berita dengan objektivitas dan ketajaman analisis.
Sebagai jurnalis, Abdul Wahid banyak belajar tentang dinamika sosial dan politik di daerahnya. Pengalamannya ini menjadi modal berharga ketika ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Kepekaannya terhadap isu-isu masyarakat dan kemampuannya berkomunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat membuatnya menjadi figur yang dikenal dan dihormati.
Pada tahun 1999, H Abdul Wahid memulai karir politiknya dengan bergabung ke dalam Partai Golkar. Ia berhasil terpilih sebagai anggota DPRD HSU dan kemudian menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar. Kepemimpinannya yang cakap dan visinya yang jelas membuatnya semakin dikenal di kalangan politisi dan masyarakat.
Karier politiknya terus menanjak ketika ia menjabat sebagai Ketua DPRD HSU untuk periode 2004-2009. Dalam perannya ini, Wahid menunjukkan kepemimpinan yang tegas namun bijaksana, selalu berusaha untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat dan memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat DPRD berpihak kepada rakyat.
Baca juga:
Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Tiga Lantai HST Resmi Dibangun
Selain karier politiknya yang cemerlang, H Abdul Wahid juga dikenal sebagai sosok yang terus mengembangkan diri melalui pendidikan. Ia merupakan lulusan S2 dari dua universitas ternama di Indonesia, yakni Universitas Narotama Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang. Pendidikan tinggi yang ia tempuh menunjukkan komitmennya untuk selalu meningkatkan kapasitas diri demi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Perjalanan politik H Abdul Wahid mencapai puncaknya ketika ia terpilih sebagai Bupati Hulu Sungai Utara pada tahun 2012. Kepemimpinannya di posisi ini berlangsung hingga tahun 2021, menjadikannya salah satu pemimpin yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan daerah tersebut.
Selama menjabat sebagai bupati, Abdul Wahid fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Berbagai program pro-rakyat diluncurkan di bawah kepemimpinannya, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat HSU.
Salah satu proyek besar yang ia galakkan adalah pembangunan jalan dan jembatan untuk memperlancar akses antar wilayah di HSU. Ia juga berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dengan membangun puskesmas-puskesmas baru dan meningkatkan fasilitas rumah sakit daerah.
Sayangnya, perjalanan politik H Abdul Wahid tidak selalu mulus. Pada tahun 2021, ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap dan gratifikasi terkait pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kasus ini menyeretnya ke meja hijau, dan pada akhirnya ia divonis bersalah serta dijatuhi hukuman 8 tahun penjara.
Baca juga:
Dinas Perpustakaan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menghadiri KKP di SMP Negeri 1 Hulu Sungai Tengah
Vonis tersebut menjadi titik balik dalam kehidupannya. Meskipun demikian, selama menjalani masa tahanan, Abdul Wahid tetap aktif dalam kegiatan keagamaan di Lapas Teluk Dalam, Banjarmasin. Ia dikenal sebagai seorang yang taat beribadah dan dihormati oleh sesama narapidana.
Pada Kamis, 6 Juni 2024, Abdul Wahid dikabarkan meninggal dunia di RS TPT Teluk Dalam, Banjarmasin. Menurut informasi yang diperoleh, ia dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 16.00 WITA setelah mengalami penurunan kondisi kesehatan yang tiba-tiba. Abdul Wahid sempat mendapatkan perawatan medis, namun sayang, nyawanya tidak tertolong.
Salah seorang petugas lapas yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa Abdul Wahid tidak menunjukkan tanda-tanda aneh sehari sebelumnya. Ia masih aktif seperti biasa, mengikuti kegiatan di masjid dan berinteraksi dengan baik dengan narapidana lainnya.
Dokter Yayuk, yang bertugas di Lapas Banjarmasin, juga mengungkapkan bahwa Abdul Wahid memang memiliki riwayat penyakit jantung. Pada pagi hari sebelum wafat, Abdul Wahid sempat melakukan pijat, seperti kebiasaannya. Namun, kondisinya tiba-tiba memburuk, yang mengakibatkan ia harus dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Kabar meninggalnya H Abdul Wahid cepat menyebar di media sosial dan aplikasi pesan instan. Berbagai ucapan belasungkawa mengalir dari rekan, sahabat, dan masyarakat yang pernah mengenalnya. Banyak yang mengenang sosok Abdul Wahid sebagai pemimpin yang tegas namun rendah hati, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi daerahnya.
Pihak keluarga segera mengurus administrasi untuk membawa jenazah Abdul Wahid kembali ke kampung halamannya di Amuntai, Hulu Sungai Utara. Suasana duka menyelimuti rumah duka, di mana keluarga, sahabat, dan masyarakat sekitar berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Baca juga:
Dinas Perpustakaan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menghadiri KKP di SMP Negeri 1 Hulu Sungai Tengah
Kepergian H Abdul Wahid meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang. Meskipun terjerat kasus hukum, banyak yang masih mengenang jasanya selama menjabat sebagai Bupati HSU. Program-program yang ia inisiasi dan kebijakan-kebijakan yang ia buat masih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Warisan yang ia tinggalkan, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan peningkatan pelayanan publik, tetap menjadi bukti nyata dari dedikasinya sebagai seorang pemimpin. Keberanian dan ketegasannya dalam memimpin juga menjadi teladan bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia politik.
Kisah hidup H Abdul Wahid mengajarkan banyak hal, terutama tentang kompleksitas perjalanan hidup dan karier seseorang. Dari seorang jurnalis yang berdedikasi, ia berhasil merintis karier politik hingga mencapai puncaknya sebagai bupati. Namun, kesuksesan tersebut tidak lepas dari cobaan dan ujian, termasuk terjerat kasus hukum yang mencoreng namanya.
Kehidupan Abdul Wahid juga menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan etika dalam setiap langkah karier. Meskipun berhasil membangun banyak hal positif, kesalahan dalam keputusan dan tindakan bisa memberikan dampak besar yang merugikan.
Bagi para politisi dan pejabat publik, kisah Abdul Wahid bisa menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan menjauhi praktik korupsi. Dedikasi terhadap pelayanan publik harus selalu diiringi dengan sikap jujur dan bertanggung jawab.
Baca juga:
Ratusan Siswa SDN 2 Barabai Darat Serbu Layanan Perpustakaan Keliling
0 Response to "H. Abdul Wahid Mantan Bupati HSU Meninggal"
Post a Comment