Mengintip Sejarah dan Renovasi Masjid Qoba di Desa Amawang Kanan

Mengintip Sejarah dan Renovasi Masjid Qoba di Desa Amawang Kanan

Terletak di pinggir jalan raya Desa Amawang Kanan, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Masjid Qoba adalah sebuah tempat ibadah yang menyimpan cerita panjang dalam sejarah lokal. Dengan jarak sekitar 4 kilometer dari kota kabupaten, masjid ini mudah diakses dan menjadi salah satu landmark penting bagi penduduk setempat serta para musafir yang melintas. Namun, lebih dari sekedar aksesibilitas, Masjid Qoba memiliki daya tarik tersendiri melalui sejarah dan proses renovasinya yang menggugah minat banyak orang.

Masjid Qoba didirikan oleh Tumenggung Raka Yuda, yang dikenal dengan nama Datu Hamawang, pada masa lalu. Datu Hamawang adalah sosok penting dalam sejarah lokal, terkenal karena perjuangannya melawan penjajah Belanda. Masjid ini awalnya dibangun di pinggir sungai sebelum akhirnya dipindahkan ke lokasi saat ini. Lokasi aslinya mencerminkan masa-masa ketika area tersebut adalah pusat kegiatan strategis, termasuk benteng pertahanan yang dibangun oleh Datu Hamawang. Benteng tersebut menunjukkan pentingnya daerah ini dalam konteks sejarah pertahanan daerah terhadap penjajahan.

Salah satu hal yang menarik dari Masjid Qoba adalah desainnya yang mengingatkan pada beberapa masjid terkenal di sekitarnya, seperti Masjid Baangkat dan Masjid Su’ada. Masjid ini memiliki desain yang mirip dengan masjid-masjid tersebut, terutama pada bagian puncak kubah yang mengerucut dengan tiga tingkat atap. Namun, berbeda dengan Masjid Baangkat yang masih mempertahankan struktur bangunan panggungnya, Masjid Qoba telah mengalami perubahan signifikan dalam hal struktur.

Baca Juga: 

Kubah di Bawah Kubah, Keunikan Masjid Jami' Ibrahim Nagara

Seiring dengan berjalannya waktu, Masjid Qoba mengalami dua kali renovasi besar. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1994, di mana pelapukan pada bagian lantai, atap, dan dinding yang terbuat dari kayu menjadi masalah utama. Pada 6 Februari 1994, Gubernur Kalimantan Selatan, Ir HM Said, melakukan peletakan batu pertama renovasi ini. Renovasi ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi akibat pelapukan bahan kayu yang digunakan dalam konstruksi awal masjid.

Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1995 dan diresmikan oleh Menteri Sekretaris Kabinet, H Sa’dillah Muryid. Dalam renovasi kedua ini, masjid mengalami perubahan lebih lanjut, di mana bahan kayu diganti dengan papan dan lantai kayu diganti dengan keramik. Struktur bangunan yang awalnya berupa panggung diubah menjadi bangunan dengan lantai keramik, menghilangkan bagian panggung yang sebelumnya ada. Perubahan ini tidak hanya memperbaiki kondisi bangunan tetapi juga meningkatkan kapasitas dan kenyamanan untuk para jamaah.

Setelah dua kali renovasi, Masjid Qoba kini memiliki kapasitas yang cukup besar. Masjid ini memiliki dua lantai dengan tiga tangga yang menghubungkan lantai bawah dan atas. Teras yang luas serta halaman parkir yang besar memungkinkan masjid ini menampung sekitar 1000 jemaah salat. Dengan fasilitas yang memadai dan terjaga dengan baik, Masjid Qoba dapat melayani kebutuhan ibadah masyarakat dengan lebih efektif.

Baca Juga: 

Masjid Darus Saadah, Peninggalan Bersejarah di Balimau

Masjid Qoba adalah salah satu masjid tua yang diperkirakan lebih tua dari Masjid Baangkat, namun tahun pasti pendiriannya tidak diketahui secara pasti oleh pengurus masjid. Keberadaan Masjid Qoba mencerminkan sejarah panjang perjuangan dan perkembangan komunitas di daerah tersebut. Datu Hamawang sebagai pendiri masjid memiliki peran penting dalam sejarah lokal, terutama dalam konteks perjuangan melawan penjajahan.

Masjid Qoba terawat dengan baik berkat pengelolaan yang rutin dan perhatian terhadap kebersihan dan fungsinya sebagai tempat ibadah. Selain kegiatan salat lima waktu, masjid ini juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan yang melibatkan masyarakat setempat. Pengelola masjid memastikan bahwa tempat ibadah ini tetap menjadi pusat kegiatan spiritual dan sosial bagi komunitas di Desa Amawang Kanan.

Masjid Qoba di Desa Amawang Kanan bukan hanya sekedar tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol dari sejarah dan perjuangan lokal. Dengan desain yang mengingatkan pada masjid-masjid terkenal dan proses renovasi yang mencerminkan upaya pelestarian dan perbaikan, masjid ini menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Terawat dengan baik dan dikelola dengan perhatian, Masjid Qoba terus memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat dan menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: 

Masjid Al Abrar, Tempat Ibadah Favorit di Hulu Sungai Selatan




0 Response to "Mengintip Sejarah dan Renovasi Masjid Qoba di Desa Amawang Kanan"

Post a Comment