Jejak Sejarah dan Budaya Kerajaan Negara Dipa di Amuntai

Jejak Sejarah dan Budaya Kerajaan Negara Dipa di Amuntai

Halo, Sobat Pustaka! Amuntai, sebuah kota kecil di Kalimantan Selatan, menyimpan sejarah yang kaya dan menarik untuk ditelusuri. Dalam artikel ini, kita akan mengupas perjalanan sejarah Amuntai yang terkait dengan Kerajaan Negara Dipa, peninggalan-peninggalan bersejarah yang ikonik, serta peran penting budaya lokal dalam melestarikan warisan ini. 

Menelusuri Sejarah Kerajaan Negara Dipa

Tahukah Sobat Pustaka, bahwa Kerajaan Negara Dipa adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Kalimantan? Didirikan oleh seorang tokoh bijak bernama Empu Jatmika, kerajaan ini menjadi fondasi peradaban awal di Kalimantan Selatan, khususnya di wilayah Amuntai. Empu Jatmika tidak hanya mendirikan kerajaan, tetapi juga memperkenalkan sistem perdagangan dan budaya yang membuat Amuntai menjadi pusat literasi dan budaya pada masanya.

Kerajaan Negara Dipa, yang dulunya berpusat di wilayah Sungai Malang (sekarang di Hulu Sungai Utara), merupakan cikal bakal pemerintahan administratif yang tertua di daerah ini. Sejarahnya menjadi bukti adanya interaksi budaya antara masyarakat lokal dengan para pedagang dari luar yang turut membawa nilai-nilai baru. Keberadaan kerajaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memperkaya wawasan mereka melalui literasi lokal dan perdagangan. Hingga kini, kisah kerajaan ini masih membekas dalam ingatan dan menjadi kebanggaan orang Amuntai.

Baca Juga: 

Kubah di Bawah Kubah, Keunikan Masjid Jami' Ibrahim Nagara


Candi Agung Amuntai

Sobat Pustaka, tidak lengkap rasanya membahas sejarah Amuntai tanpa menyebut Candi Agung, sebuah peninggalan bersejarah yang penting dari masa Kerajaan Negara Dipa. Candi Agung dibangun dengan menggunakan bahan-bahan khas seperti bata, terakota, dan kayu ulin yang menggambarkan teknik konstruksi masa lampau. Tempat ini menjadi simbol kebanggaan dan pusat perhatian budaya bagi masyarakat lokal hingga kini.

Candi Agung bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga bagian dari literasi budaya yang terus dijaga oleh masyarakat Amuntai. Bahkan setelah runtuhnya Kerajaan Negara Dipa, masyarakat mengkeramatkan tempat ini sebagai "Gunungan Candi." Ritual dan penghormatan kepada tempat ini menjadi tradisi turun-temurun yang mencerminkan kecintaan masyarakat terhadap warisan leluhur. Candi Agung juga sering menjadi objek penelitian sejarah dan budaya, sekaligus tempat wisata yang menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah.

Baca Juga: 

Menguak Kisah Kandangan


Menggali Identitas dan Literasi Lokal

Sebutan Puak Candi Agung atau Negara Dipa 2 mengacu pada kelompok masyarakat di Amuntai yang dengan bangga mewarisi budaya dan tradisi dari Kerajaan Negara Dipa. Identitas ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh sejarah terhadap pembentukan jati diri masyarakat Amuntai. Bagi masyarakat Amuntai, literasi tidak sekadar tentang membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan menghargai sejarah serta identitas lokal yang sudah diwariskan sejak zaman leluhur.

Kekuatan budaya lokal ini juga tercermin dalam upaya masyarakat untuk melestarikan situs-situs bersejarah seperti Museum Candi Agung dan Pertapaan Pangeran Suryanata. Peninggalan-peninggalan ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga sumber literasi yang memperkaya pengetahuan generasi muda. Kehadiran situs-situs tersebut memungkinkan masyarakat untuk terus mengingat dan memahami akar budaya mereka, serta mengenal lebih dalam tentang leluhur mereka yang telah membawa peradaban ke tanah Kalimantan.

Amuntai bukan hanya sekadar kota kecil di Kalimantan Selatan; ia adalah pusat sejarah dan budaya yang menyimpan begitu banyak kisah. Dengan menjaga dan melestarikan warisan ini, Sobat Pustaka di Amuntai tidak hanya mengingat sejarah, tetapi juga memperkuat literasi dan identitas budaya bagi generasi mendatang. 

Baca Juga: 

Tanah Laut, Permata Kalimantan Selatan dengan Sejarah Panjang

0 Response to "Jejak Sejarah dan Budaya Kerajaan Negara Dipa di Amuntai"

Post a Comment