Pur Sinapur, Mantra Pengasih dan Rindu
Hai, sobat Pustaka,kita semua pasti pernah mengalami
momen ketika hati berdebar-debar tak karuan karena seseorang. Entah karena
tatapannya yang mencuri pandang, atau senyumnya yang seperti mentari di pagi
mendung. Tapi bagaimana kalau perasaan itu hanya bertepuk sebelah tangan? Nah,
di tengah-tengah kegelisahan asmara seperti itu, masyarakat Banjar zaman dahulu
punya "jurus rahasia" yang mungkin akan bikin kamu tercengang: mantra
pengasih.
Yup, sobat pustaka, ini bukan kisah cinta di drama
Korea atau skenario cinta segitiga ala sinetron. Ini adalah warisan sastra
lisan magis yang tumbuh dari budaya Banjar, diwariskan dari mulut ke mulut,
generasi ke generasi. Salah satu jenisnya yang paling terkenal disebut sebagai
Pur Sinapur, dan seperti namanya yang mengandung kata "pupur" atau
bedak, ini bukan sekadar mantra—tapi juga ritual yang melibatkan rasa, harapan,
dan tentu saja, sedikit bumbu magis.
Pur Sinapur, jika dibaca dengan khidmat dan sepenuh
hati, dipercaya bisa membuat orang yang semula biasa-biasa saja terhadap kita,
tiba-tiba jadi karindangan—sebuah istilah Banjar yang menggambarkan rasa rindu
mendalam, yang membuat dada sesak dan hati gelisah kalau tak bertemu.
Lirik mantranya sederhana, namun menyimpan kekuatan
simbolik yang dalam:
Pur Sinapur.
Kuandak di telapak tangan.
Bismillah aku bapupur.
Mudahan (sebut nama orang yang dihendaki) karindangan.
Dalam terjemahan bebas, itu artinya:
"Aku memakai pupur di telapak tangan, lalu
mengusapkannya ke wajah, dengan harapan—atas nama Allah—semoga si dia yang aku
sebut namanya, jatuh rindu padaku."
Menariknya, sobat pustaka, mantra ini bukan sekadar
bacaan tanpa makna. Ia adalah bentuk sugesti, sekaligus affirmation yang penuh
rasa percaya diri. Bayangkan saja, seseorang berdiri di depan cermin, menatap
wajahnya, menyebut nama orang yang disukai sambil memoleskan bedak, dan
membisikkan doa penuh harap. Ini bukan tentang sihir murahan, tapi tentang
membangun keberanian untuk mencintai—dan dicintai.
Baca Juga:
Edukasi
melalui Apresiasi Seni
Salah satu yang bikin mantra pengasih ini begitu hidup
dalam budaya Banjar adalah karena sifatnya yang fleksibel. Tak ada teks baku
yang harus dihafalkan mati-matian. Setiap orang bisa mengubah liriknya sesuai
situasi hati masing-masing. Kadang ada yang menambahkan nama ibu dari orang
yang dituju, atau menyesuaikan waktu dan tempat pengucapannya. Intinya, yang
penting adalah niat, keyakinan, dan... bedaknya jangan kelupaan!
Tentu saja, di balik semua ini ada nilai kearifan
lokal yang menarik. Bukan soal “mengikat” orang secara gaib, tapi bagaimana
orang Banjar dulu mengolah rasa cinta dan rindu dengan cara yang halus, puitis,
dan spiritual. Dalam budaya mereka, cinta bukan hanya tentang kata-kata manis
dan rayuan gombal. Cinta adalah doa. Dan mantra pengasih seperti Pur Sinapur
adalah bentuk permohonan kepada Yang Maha Kuasa, agar cinta itu—jika memang
jodoh—berbalas dengan indah.
Bagi generasi sekarang, mantra seperti ini mungkin
terdengar kuno atau bahkan lucu. Tapi sobat pustaka, bukankah di era modern
yang penuh teknologi ini, kita justru sering kehilangan kedalaman rasa? Mantra
pengasih mengingatkan kita bahwa cinta itu bukan tentang algoritma atau swipe
kanan-kiri di aplikasi kencan. Cinta adalah rasa yang tumbuh perlahan,
dibungkus harapan, dan kadang dibantu oleh bedak serta bisikan mantra.
Tentu saja, kita tetap harus melihat ini dalam
kacamata budaya. Tidak semua orang percaya, dan itu sah-sah saja. Tapi bagi
masyarakat Banjar yang masih menjunjung tinggi warisan leluhur, mantra pengasih
seperti ini adalah bagian dari identitas—sekaligus pengingat bahwa di setiap
cinta yang tumbuh, selalu ada doa yang menyertai.
Jadi, kalau kamu sedang jatuh cinta dan tak tahu harus
bagaimana, mungkin tak ada salahnya mencoba mengenal budaya seperti ini. Bukan
untuk benar-benar membuat seseorang "terhipnotis", tapi untuk
mengenal kembali cara-cara lama yang penuh rasa dan makna.
Baca Juga:
Makan Batalam Bakipas Pangeran, Tradisi Kebersamaan di Tabalong
0 Response to "Pur Sinapur, Mantra Pengasih dan Rindu"
Post a Comment