Robot Humanoid dan Anjing Robot Polri, Inovasi atau Ilusi?

Robot Humanoid dan Anjing Robot Polri, Inovasi atau Ilusi?



Halo, Sobat Pustaka! Hari Bhayangkara ke-79 baru saja berlalu. Tapi bukan hanya barisan pasukan atau atraksi bela diri yang jadi sorotan publik. Ada satu tontonan yang bikin geger jagat maya: pameran robot oleh jajaran Polri! Ada yang bentuknya seperti anjing, ada juga yang mirip manusia humanoid canggih yang disebut-sebut hasil karya anak bangsa. Tapi, benarkah klaim itu? 

Dalam perayaan yang penuh simbolisme itu, Polri memamerkan dua jenis robot: robot anjing dan Unitree G1 humanoid robot. Kedua perangkat ini disebut-sebut sebagai bukti keseriusan Polri memasuki era teknologi. Bahkan, beberapa narasi menyebut robot-robot ini sebagai "karya anak bangsa". Sekilas membanggakan, ya. Tapi jangan dulu terbuai.

Unitree G1 bukanlah produk lokal. Ini adalah robot humanoid buatan perusahaan China bernama Unitree Robotics. Bisa Sobat Pustaka cek langsung di situs resminya—robot ini memang dijual secara komersial ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Demikian pula dengan robot anjing yang mirip produk Boston Dynamics, namun lebih terjangkau, juga berasal dari produsen yang sama. Jadi, ketika disebut bahwa ini "karya bangsa", pertanyaannya: bangsa yang mana dulu, nih? 

Baca Juga: Inovasi Digital Dalam Dunia Perpustakaan

Berdasarkan data publik, harga satu unit Unitree G1 humanoid robot diperkirakan berkisar antara US$ 16.000 hingga US$ 90.000, tergantung spesifikasi dan sistem kendalinya. Kalau kita kurskan ke rupiah, bisa tembus ratusan juta per unitnya. Robot anjing juga tidak kalah mahal—bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Dengan harga sebesar itu, tentu publik berhak bertanya: apakah benar robot ini menjawab kebutuhan operasional Polri? Atau sekadar pemanis panggung seremoni? Apalagi, dalam video yang beredar, robot-robot ini masih dikendalikan secara manual alias remote control. Belum otonom, belum bisa membaca situasi di lapangan secara mandiri. Malah, gerakannya kaku, tidak presisi, dan cenderung membuat kagok petugas yang mengendalikannya.

Yang membuat publik semakin kritis adalah pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan soal pentingnya efisiensi anggaran dan pemanfaatan teknologi yang benar-benar berdampak bagi rakyat. Ironisnya, di tengah seruan efisiensi dari pemimpin negara, justru tampil robot-robot mahal yang belum jelas fungsinya.

Baca Juga: Pentingnya Kunci Tambahan untuk Motor dengan Sistem Keyless

Tentu, kita tidak anti-teknologi. Tapi teknologi harus hadir karena kebutuhan, bukan karena gengsi. Kalau anggaran besar dikeluarkan hanya untuk membeli robot asing lalu dibungkus narasi nasionalisme, ini patut dikritisi. Kenapa tidak mengalokasikan dana yang sama untuk membangun sistem laporan digital terpadu, pelatihan cybercrime, atau penguatan teknologi forensik?

Polri memang sedang berusaha membangun citra sebagai institusi modern dan siap menyambut era digital. Tapi wajah modernitas bukan diukur dari seberapa futuristik penampilannya, melainkan seberapa efektif layanannya. Apakah masyarakat merasa lebih aman? Lebih cepat dilayani? Lebih percaya terhadap proses hukum? Itu yang seharusnya jadi tolok ukur.

Robot yang tidak bisa bergerak sendiri, belum bisa membaca data lingkungan, dan hanya bisa berparade di panggung, belum layak disebut sebagai simbol kemajuan. Jangan sampai, publik menilai bahwa robot-robot ini hanyalah simbolisasi dari hal yang lebih besar: kegagapan dalam menyikapi kemajuan teknologi.

Sobat Pustaka, mari kita jaga semangat kritis. Inovasi itu perlu, tapi harus sesuai kebutuhan. Kalau memang ingin mengembangkan robotik dalam sistem keamanan nasional, mari bangun dari dalam negeri. Libatkan universitas, riset, dan startup teknologi. Jangan sekadar impor lalu rebranding.

Karena di ujung hari, yang rakyat butuhkan bukan robot yang bisa hormat di depan kamera, tapi sistem yang bisa membuat hidup mereka lebih aman, cepat tertangani, dan transparan.

Baca Juga: Robot Humanoid Polri, Gimik Futuristik atau Solusi Keamanan Masa Depan?




0 Response to "Robot Humanoid dan Anjing Robot Polri, Inovasi atau Ilusi?"

Post a Comment