Peran Syekh Abu Thalhah dalam Penyebaran Islam di Kalimantan Timur
Syekh Abu Thalhah, sosok ulama yang makamnya terletak di Tenggarong, Kutai Kartanegara, adalah nama yang seringkali terlupakan dalam jejak penyebaran Islam di Kalimantan Timur. Meskipun kontribusinya sangat besar, informasi tentang beliau baru terbuka belakangan ini. Syekh Abu Thalhah, yang berasal dari Kalimantan Selatan, merupakan cucu dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang dikenal dengan nama Datu Kalampayan. Datu Kalampayan adalah tokoh sentral dalam sejarah Islam di Kalimantan Selatan dan seorang ulama yang memiliki pengaruh besar.
Penting untuk diketahui bahwa Syekh Abu Thalhah tidak hanya terkenal sebagai cucu Datu Kalampayan, tetapi juga karena peran krusialnya dalam penyebaran Islam di Kalimantan Timur. Ayahnya, yang merupakan mufti di Kerajaan Paser, memberikan tugas khusus kepada lima dari dua belas anaknya untuk menyebarkan agama Islam ke berbagai daerah terpencil. Syekh Abu Thalhah ditugaskan untuk memperluas pengaruh Islam ke wilayah Kutai dan Kalimantan Timur, yang pada waktu itu masih sangat jarang dijangkau oleh misi dakwah.
Kedatangan Syekh Abu Thalhah di Kutai Kartanegara adalah bagian dari misi dakwah yang lebih besar. Pada masa Indonesia belum merdeka, beliau diperintahkan oleh Datu Kalampayan untuk menyebarluaskan ajaran Islam di daerah tersebut. Syekh Abu Thalhah tidak bekerja sendiri. Beliau berkolaborasi dengan ulama lain, termasuk Habib Hasyim Husaiyah, yang dikenal dengan gelar Tuan Tunggang Parangan. Bersama, mereka berkeliling dari kampung ke kampung hingga mencapai wilayah Mahakam Ulu, menyebarkan ajaran Islam dengan tekun.
Baca juga:
Mengenal Pangeran Muhammad Noor, Bapak Bangsa Asal Kalimantan Selatan
Sayangnya, pengakuan atas jasa Syekh Abu Thalhah baru muncul pada tahun 1993 berkat usaha Abah Guru Sekumpul, ulama terkemuka dari Martapura. Abah Guru Sekumpul berperan penting dalam memperkenalkan sosok Syekh Abu Thalhah kepada masyarakat yang lebih luas, mengungkapkan dedikasi dan jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Islam.
Pada tahun 1995, sebuah kubah dibangun di lokasi pemakaman Syekh Abu Thalhah sebagai penghormatan atas kontribusinya. Pembangunan kubah ini mengundang antusiasme masyarakat untuk berziarah, dan haul pertama diadakan pada tahun yang sama untuk mengenang jasa Syekh Abu Thalhah. Haul menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengingat dan menghargai peran beliau dalam penyebaran Islam di Kalimantan Timur.
Baca juga:
Menelusuri Jejak Spiritual Datu Suban di Kalimantan Selatan
Selain itu, setiap bulan Ramadhan, kubah pemakaman Syekh Abu Thalhah menjadi pusat ziarah yang ramai. Banyak peziarah datang untuk mewaqafkan bacaan Al-Quran, menjadikannya sebagai amalan yang mulia selama bulan suci. Kegiatan ini tidak hanya mencerminkan rasa hormat terhadap Syekh Abu Thalhah, tetapi juga menunjukkan betapa dalamnya dampak ajaran beliau terhadap masyarakat sekitar.
Syekh Abu Thalhah adalah contoh nyata dari ulama yang berjuang untuk menyebarkan agama Islam di wilayah yang terpencil dan kurang dikenal. Dengan dedikasi dan usaha tanpa pamrih, beliau berhasil membawa cahaya Islam ke Kalimantan Timur, dan walaupun pengakuan terhadap jasanya baru datang belakangan, warisannya tetap hidup dalam ingatan masyarakat dan sejarah penyebaran Islam di Indonesia.
Baca juga:
Kontroversi Ajaran Wujudiyyah Datu Abulung
0 Response to "Peran Syekh Abu Thalhah dalam Penyebaran Islam di Kalimantan Timur"
Post a Comment