Banjarmasin Book Fair 2024: Minat Baca atau Minat Makan?

Banjarmasin Book Fair 2024: Minat Baca atau Minat Makan?


Banjarmasin Book Fair 2024 kembali digelar setelah sekian lama vakum. Bertempat di lapangan samping Taman Kamboja, Jalan Anang Adenansi, Banjarmasin Tengah, acara ini diadakan mulai dari tanggal 12 hingga 21 Juli. Namun, acara yang seharusnya menjadi ajang promosi literasi ini justru menimbulkan berbagai kritik dan keluhan dari para pengunjung.

Acara ini berlangsung di lapangan samping Taman Kamboja, yang mudah diakses dan strategis. Dengan berlangsung selama sepuluh hari, Banjarmasin Book Fair 2024 diharapkan menjadi magnet bagi para pecinta buku dan keluarga yang ingin menghabiskan waktu bersama.

Di bawah gerbang besar yang bertuliskan "Banjarmasin Book Fair 2024," terdapat puluhan stan dan satu panggung utama. Sayangnya, dari puluhan stan tersebut, hanya sebagian kecil yang benar-benar menjual buku. Sebagian besar stan justru menjual makanan dan pakaian, membuat banyak pengunjung merasa kecewa. Stan buku yang aktif hanya milik Gramedia dan Kampung Buku Banjarmasin, dengan Gramedia baru mulai buka pada sore hari.

Baca Juga:

Satpolairud Banjarmasin Hadirkan Perpustakaan Terapung untuk Anak Pesisir 

Acara ini diorganisir oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersip) Banjarmasin, tetapi pengelolaan utamanya berada di tangan Noorbie Corp. Ketika diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, harapan besar ditujukan agar acara ini dapat meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Banjarmasin. Namun, kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan ekspektasi.

Ibnu Sina menekankan pentingnya book fair sebagai upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat yang semakin tergerus oleh digitalisasi. Ia mengingatkan bahwa terakhir kali Banjarmasin menggelar book fair adalah sebelum pandemi COVID-19, yaitu pada tahun 2019. Tujuan utama acara ini adalah meningkatkan minat baca di Banjarmasin yang masih rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya di Kalimantan.

Namun, jauh panggang dari api. Banyak pengunjung mengeluhkan bahwa Banjarmasin Book Fair 2024 lebih mirip pasar kuliner daripada book fair. "Kalah menarik dengan event book fair di Banjarbaru. Di sini bukunya sedikit sekali," kata Muhammad Syarafuddin, seorang pengunjung dari Banjarmasin Timur. Hanya ada dua stan buku yang benar-benar ada, sehingga banyak yang merasa acara ini tidak memenuhi ekspektasi sebagai book fair.

Baca Juga:

Kepala Dispersip Kalsel Berbagi Insight di Rakor Pengembangan Koleksi 2024 

Menanggapi keluhan ini, Kepala Dispersip Banjarmasin, Ikhsan Alhaque, menjelaskan bahwa tanggung jawab utama pengelolaan book fair ini berada di tangan pihak swasta, yaitu Noorbie Corp. "Kami hanya menumpang agenda bedah buku dan perpustakaan keliling," kata Ikhsan. Ia juga mengakui bahwa stan buku sangat sedikit dan lebih banyak jualan kuliner serta game. Namun, ia tetap mengapresiasi kepedulian Noorbie Corp yang mencoba mengubah konsep night market menjadi book fair.

Melihat kritik dan keluhan yang ada, Ikhsan berharap bahwa pada tahun 2025 mendatang, Pemko Banjarmasin bisa menggelar festival buku murah yang sesungguhnya. Ia ingin melibatkan pelaku perbukuan se-Kalsel, tidak hanya toko buku besar, tetapi juga toko-toko buku kecil. Dengan demikian, diharapkan minat baca masyarakat Banjarmasin bisa meningkat signifikan. Mengenai jam buka yang terlalu sore, ia menduga hal ini lebih karena pertimbangan komersial.

Banjarmasin Book Fair 2024 seharusnya menjadi ajang yang mendukung literasi dan budaya baca di masyarakat. Meski masih banyak kekurangan, harapan besar tetap ada agar acara ini bisa terus diperbaiki dan menjadi lebih baik di masa depan. Semoga di tahun-tahun mendatang, Banjarmasin bisa menggelar acara yang benar-benar mendukung minat baca dan literasi, memberikan manfaat yang nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga:

Kunjungan Ombudsman RI ke Dispersip Kalsel Dorong Minat Literasi

0 Response to "Banjarmasin Book Fair 2024: Minat Baca atau Minat Makan?"

Post a Comment