Perpisahan Sekolah Viral di Tempat Hiburan Malam, Netizen Geram
Sobat Pustaka, dunia pendidikan kembali dihebohkan dengan viralnya perpisahan kelas XII SMAN 1 Sungai Tabuk yang digelar di Hexagon Banjarmasin, tempat hiburan malam yang biasanya identik dengan DJ, lampu disko, dan keramaian malam. Momen yang seharusnya penuh makna itu justru menuai kontroversi.
Publik pun bereaksi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan langsung turun tangan. Dalam keterangan resminya, kegiatan itu dinilai menyalahi Surat Edaran yang sudah sangat jelas mengatur larangan penggunaan tempat hiburan dan hotel sebagai tempat perpisahan sekolah.
Tak hanya Kalimantan Selatan, sejumlah daerah lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sumatera Barat juga mulai tegas melarang atau membatasi acara perpisahan. Alasannya? Tidak sekadar karena tempatnya, tapi karena esensi dan dampak sosial dari acara yang sering kali berubah menjadi ajang pamer kemewahan.
Dulu, perpisahan identik dengan acara sederhana di aula sekolah: pertunjukan seni, pesan dan kesan, hingga acara simbolis seperti pelepasan balon atau penanaman pohon. Tapi kini, banyak sekolah (dan kadang siswa sendiri) menjadikan perpisahan sebagai event besar-besaran. Ada yang menyewa ballroom hotel, mendatangkan artis, hingga membuat pesta ala prom night. Biayanya? Bisa mencapai jutaan rupiah per siswa.
Baca Juga:
Perpisahan SMAN 1 Sungai Tabuk di Tempat Hiburan Malam Bikin Geger!
Yang lebih disayangkan, acara ini tak jarang menyingkirkan siswa yang tak mampu secara ekonomi. Mereka absen, malu, atau tidak diikutkan karena tidak bisa membayar biaya yang dipatok panitia. Inilah yang membuat banyak pihak melihat bahwa perpisahan kini telah kehilangan makna.
Fenomena perpisahan mewah atau yang dilakukan di lokasi tak pantas membawa sejumlah konsekuensi sosial: Diskriminasi sosial: siswa yang tak mampu bisa merasa malu dan tersisih. Normalisasi pemborosan: menanamkan nilai bahwa perayaan harus selalu mewah. Pergeseran nilai pendidikan: dari keteladanan dan kesederhanaan menjadi citra glamor. Potensi kontroversi publik: terutama jika tempatnya dianggap tak pantas oleh masyarakat.
Hal-hal ini tentu tak sejalan dengan semangat pendidikan yang menanamkan nilai-nilai budi pekerti, gotong royong, dan kesederhanaan.
Sobat Pustaka, bukan berarti perpisahan sekolah harus dihapus. Justru, perpisahan adalah momen penting dalam dunia pendidikan. Tapi perlu diarahkan ulang: bukan tentang kemewahan, tapi tentang makna.
Sobat Pustaka, dunia pendidikan adalah ruang untuk membentuk karakter. Bukan hanya mencetak siswa pintar, tapi juga manusia yang tahu nilai-nilai hidup. Ketika perpisahan diubah menjadi ajang glamor, kita kehilangan kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa kebersamaan dan makna jauh lebih penting dari gemerlap panggung dan pesta.
Mungkin sekarang saatnya sekolah, siswa, dan orang tua duduk bersama, merancang perpisahan yang berkesan, tapi tetap sesuai nilai. Karena sejatinya, kenangan tak harus mahal, asal tulus dan membekas di hati.
Baca Juga:
Lomba Bertutur SMA/MA di Riam Bajandik
0 Response to "Perpisahan Sekolah Viral di Tempat Hiburan Malam, Netizen Geram"
Post a Comment